banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna.
Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan
kesulitan hidup.
Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada
dalam kesukaran.
Anda tidak akan pernah menjumpai
seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat
tinggal, atau pekerjaan
yang padanya tidak terdapat sesuatu yang
menyulitkan.
Bahkan, kadangkala justru pada setiap
hal …
Terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda
sukai.
Maka dari itu,
“PADAMKANLAH PANASNYA KEBURUKAN PADA SETIAP
HAL ITU
DENGAN DINGINNYA KEBAIKAN YANG ADA PADANYA.”
Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan
bijaksana.
Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.
Allah menghendaki dunia ini…
sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling
berlawanan,
dua jenis yang saling bertolak belakang,
dua kubu yang saling berseberangan,
dan dua pendapat yang saling berseberangan.
Yakni, yang baik dengan yang buruk,
kebaikan dengan kerusakan,
kebahagiaan dengan kesedihan.
Dan setelah itu, Allah akan
mengumpulkan…
semua yang BAIK, kebagusan dan kebahagian itu
di SURGA.
Adapun yang BURUK, kerusakan dan kesedihan
akan dikumpulkan di NERAKA.
“Dunia ini terlaknat, dan terlaknat
semua yang ada di dalamnya,
kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang
berkaitan dengannya,
seorang yang ‘alim dan seorang yang belajar,”
begitu hadist berkata.
Maka, jalanilah hidup ini sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Jangan larut dalam khayalan.
Dan, jangan pernah menerawang ke alam
imajinasi.
Hadapi kehidupan ini apa adanya;
kendalikan jiwa Anda untuk dapat
menerima dan menikmatinya!
Bagaimanapun, tidak mungkin semua
teman tulus kepada Anda
dan semua perkara sempurna di mata Anda.
Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu bukan
ciri dan sifat kehidupan dunia.
Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah
sempurna di mata Anda.
Maka dalam hadist,
“Janganlah seorang mukmin mencela seorang
mukminah (isterinya),
sebab jika dia tidak suka pada salah satu
kebiasaannya
maka dia bisa menerima kebiasaannya yang
lain.”
Adalah seyogyanya bila kita
merapatkan barisan-menyatukan langkah,
saling memaafkan dan berdamai kembali,
mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan,
meninggalkan hal-hal yang menyulitkan,
menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat
tertentu,
meluruskan kangkah, dan mengesampingkan
berbagai hal yang mengganggu.
YAKINILAH BAHWA ANDA TETAP MULIA
BERSAMA PARA PENERIMA COBAAN!
Tengoklah kanan kiri…
Tidakkah Anda menyaksikan betapa banyaknya
orang yang sedang mendapat cobaan,
dan betapa banyaknya orang yang sedang
tertimpa bencana?
Telusurilah, di setiap rumah pasti
ada yang merintih,
dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air
mata.
Sungguh, betapa banyaknya penderitaan
yang terjadi,
dan betapa banyak pula orang-orang yang SABAR
menghadapinya.
Maka Anda bukan hanya satu-satunya orang yang
mendapat cobaan.
Bahkan, mungkin saja penderitaan atau cobaan
Anda
tidak seberapa bila dibandingkan dengan cobaan
orang lain.
Berapa banyak di dunia ini orang yang
terbaring SAKIT
di atas ranjang selama bertahun-tahun
dan hanya mampu membolak-balikkan badannya,
lalu merintih kesakitan dan menjerit menahan
nyeri.
Berapa banyak orang yang DIPENJARA
selama bertahun-tahun
tanpa pernah dapat melihat cahaya matahari
sekalipun,
dan ia hanya mengenal jeruji’jeruji selnya.
Berapa banyak orang tua yang harus
KEHILANGAN buah hatinya,
baik yang masih belia dan lucu-lucunya,
atau yang sudah remaja dan penuh harapan.
Betapa banyaknya di dunia ini orang
yang MENDERITA,
mendapat ujian dan cobaan,
belum lagi mereka yang harus setiap saat
menahan himpitan hidup.
Kini, sudah tiba waktu Anda…
untuk memandang diri Anda MULIA bersama mereka
yang terkena MUSIBAH dan mendapat COBAAN.
Sudah tibapula waktu Anda untuk
menyadari
bahwasanya kehidupan di dunia ini merupakan
PENJARA bagi orang-orang MUKMIN,
tempat kesusahan dan cobaan.
Di pagi hari,
istana-istana kehidupan penuh sesak dengan
penghuninya,
namun menjelang senja istana-istana itu ambruk
menjadi reruntuhan.
Mungkin saat ini kekuatan masih
prima, badan masih sehat,
harta melimpah, dan keturunan banyak
jumlahnya.
Namun dalam hitungan hari saja semuanya bisa
berubah:
jatuh miskin, kematian datang secara tiba-
tiba,
perpisahan yang tak bisa dihindarkan, dan
sakit yang tiba-tiba menyerang.
“Dan, telah nyata bagimu bagaimana
Kami berbuat terhadap mereka
dan telah Kami berikan kepadamu beberapa
perumpamaan.”
(QS. Ibrahim: 45)
Sebaiknya Anda MEMPERSIAPKAN DIRI
sebagaimana kesiapan seekor unta berpengalaman
yang akan mengiringi Anda menyeberangi padang
sahara.
Bandingkan penderitaan Anda…
dengan penderitaan orang-orang di sekitar Anda
dan orang-orang sebelum Anda,
niscaya Anda akan SADAR…
bahwa Anda sebenarnya lebih beruntung
dibanding mereka.
Bahkan, Anda akan merasakan
bahwa penderitaan Anda itu hanyalah duri-duri
kecil yang tak ada artinya.
Maka, panjatkan segala PUJIAN kepada Allah
atas semua kebaikan-Nya itu,
bersyukurlah kepada-Nya atas semua yang
diberikan
Kepada Anda, bersabarlah atas semua
yang diambil-Nya,
dan yakinilah kemuliaan Anda bersama
orang-orang menderita di sekitar Anda.
Banyak suri tauladan Rasulullah s.a.w. yang
perlu Anda contoh.
Syahdan, beliau pernah dilempar
kotoran unta oleh orang-orang kafir Makkah,
kedua kakinya dicederai dan wajahnya mereka
lukai.
Dikepung dalam suatu kaum beberapa lama…
hingga beliau hanya dapat makan dedaunan apa
adanya saja,
diusir dari Makkah, dipukul gerahamnya hingga
retak,
dicemarkan kehormatan isterinya, tujuh puluh
sahabatnya terbunuh,
dan seorang putera serta sebagian besar
puterinya meninggal dunia
pada saat beliau sedang senang-senangnya
membelai mereka.
Bahkan, karena terlalu laparnya,
beliau pernah mengikatkan batu di perutnya
untuk menahan lapar.
Beliau pernah pula dituduh sebagai seorang
penyair (bukan penyampai wahyu Allah),
dukun, orang gila dan pembohong.
Namun, belaiu tetap BERSABAR dan Allah
MELINDUNGINYA dari semua itu.
Dan semua hal tadi merupakan COBAAN
yang
harus beliau hadapi dan PENYUCIAN JIWA yang
tiada tara dan tandingannya.
Sebelum itu,
Nabi Zakariya dibunuh kaumnya,
Nabi Yahya dijagal,
Nabi Musa diusir dan dikejar-kejar,
dan Ibrahim dibakar.
Cobaan-cobaan itu juga menimpa para
khalifah dan pemimpin kita;
Umar r.a. dilumuri dengan darahnya sendiri,
Utsman dibunuh diam-diam,
dan Ali ditikam dari belakang.
Dan masih banyak lagi para pemimpin kita
yang juga harus menerima punggungnya penuh
bekas cambukan,
dijebloskan ke dalam penjara, dan juga dibuang
ke negeri lain.
”Apakah kamu MENGIRA bahwa kamu akan
MASUK SURGA?
Padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya:
“Bilakah datangnya pertolongan Allah?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat.
(QS. Al-Baqarah: 214)
LSF – DR Aidh Al Qorn
0 comments