motivasi menghafal al Qur'an

Menghafal Al-Qur’an, Why not?!!
al-quran
Handbook tebal ratusan halaman, formula-formula njelimet nan ruwet, tugas bejibun, itulah yang sering digeluti sebagian besar dari kita, mahasiswa. Sehari 24 jam yang diberikan oleh sang Maha Pemberi waktu terkadang terasa kurang bagi kita. Bangun pagi kita mulai disibukkan dengan akademik, kemudian menyusul kegiatan organisasi, agenda rapat. Setelah sampai di kos, kita disibukkan dengan belajar dan mengerjakan tugas. Memang, jika berbicara mngenai kesibukan mahasiswa tidak akan ada habisnya. Ada saja alasan yang bisa dikemukakan untuk memberikan kesan bahwa kita sangat sibuk.
Sebagai mahasiswa muslim, pernahkah kita berpikir berapakah waktu yang kita alokasikan yang khusus untuk mempelajari dan menghafal kalam ilahi?? Bukankah memalukan jika kita bilang “I’m proud to be a moslem” tapi kitab sucinya, yang jelas-jelas dari Allah, gak pernah dipelajari, malah lebih memilih belajar diktat kuliah yang notabenenya adalah karangan manusia? Lantas kapan waktu yang ada untuk menghafal kalam ilahi??
“aduuh, aku sibuk banget.. gak ada waktu luang”
Tentu tidak ada waktu luang. Kita sebagai mahasiswa pastinya gak mau jadi kupu-kupu dong? Kuliah pulang kuliah pulang. Tapi bukan berarti kita bisa berleha-leha gak menghapal alquran. Waktu luang itu gak akan ada bagi seorang mahasiswa. Dan memang seharusnya, bukanlah waktu luang yang kita gunakan untuk menghafal Al-Qur’an. Melainkan  meluangkan waktu. Meluangkan sedikit waktu secara rutin dari segala aktivitas kita sebagai mahasiswa yang katanya super sibuk. Well, kenapa saya lebih suka menyebut ‘meluangkan waktu; dari pada ‘waktu luang’? Karena jika berbicara ‘Waktu luang’, maka kita –mahasiswa-  tak akan sering menjumpainya, tetapi jika berbicara ‘meluangkan waktu’, itu berarti aktivitas yang kita agendakan memiliki prioritas tertentu bagi kita.
“AH, nanti dulu deh.. nunggu aku lulus kuliah”
Jika itu adalah alasan yang dikemukakan untuk menunda menghafal al-qur’an, apakah kita bisa menjamin bahwa setelah lulus kuliah nanti kita bisa menghafal al-quran dengan fokus? Atau malah lebih memilih fokus berkarir? Masih untung jika diberi kesempatan berkarir, tetapi bagaimana jika di lain waktu ternyata kita sudah tidak ada umur??
“Duh.. ingatanku buruk, takutnya ntar aku gagal trus mutung di tengah jalan, kan sayang”
Kawan, menghafal Al-Qur’an itu tidak ada ruginya. Niat untuk menghafalkannya saja sudah diganjar dengan pahala, apalagi mengahafalnya. Jika seseorang sudah menjalankan program hafalan Al-Qur’an, kemudian berhenti di tengah jalan karena tekadnya yang mengendur sebelum selesai 30 juz, apakah dia dikatakan gagal, sementara dia sudah menghafalkan beberapa juz? Sebenarnya tiada kesia-siaan atas usahanya untuk menghafal. Waktu yang telah diluangkan untuk tilawah, menghafal, muroja’ah, serta usaha untuk mengekang diri dari dorongan syahwat dan kelezatan dunia adalah bentuk ketaatan kepada ALLAH. Berapa banyak sudah ayat dan surat yang pernah ia ulang-ulang, sementara satu huruf saja diganjar dengan sepuluh kebaikan. Lalu mana yang bisa dianggap sebagai sebuah kegagalan, kesia-siaan, ataupun kerugian? TIDAK ADA!
So, tunggu apalagi untuk menghafal Al-Qur’an?
Ehem, sedikit quote dari saya :)
Semoga menggugah hati kawan2 untuk semangat mengukir kalamNYA di hati dan pikiran

Al-Qur’an itu pencemburu, ia tidak suka diduakan. Waspadalah, ketika kau menduakan Al-Qur’an, maka dunia akan me-nomor-sekian-kan dirimu sekalipun kau gigih mengejarnya. Jika kau memprioritaskan AL-Qur’an di atas segala-galanya, sekalipun kau berpaling dari dunia, ia akan tetap mengejarmu.

Waktu luang adalah waktu ‘sisa’. Ketika kau menggunakannya untuk menghafal Al-Qur’an maka hafalan yang kau dapatkan adalah ‘sisa’. Dan ‘sisa’ itu biasanya berjumlah sedikit

0 comments